Senin, 04 Juni 2012

LAPORAN ANTROPOMETRI


KATA PENGANTAR
           

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah, sehingga pada akhirnya praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi dengan judul  “ Antropometri “.
            Tugas laporan ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah praktikum Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh.
            Pada kesempatan ini tidak lupa juga praktikan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan, bantuan, bimbingan, serta petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh :
1.      Fatimah, ST, MT. Sebagai Ketua Jurusan  Teknik Industri
2.      Ir. Suharto Tahir, MT.  sebagai Kepala Laboratorium Jurusan Teknik Industri di Universitas Malikussaleh.
3.      Ir. Amri, MT. Sebagai dosen pembimbing dalam Praktikum Analisa Perancangan  Kerja dan Ergonomi di Universitas Malikussaleh.
4.      M. Zeki Sebagai Teknisi Laboratorium Jurusan Teknik Industri di Universitas Malikussaleh.
5.      Kepada seluruh asisten yang telah membantu kami dalam menyelesaikan Laporan Praktikum Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi di Universitas Malikussaleh. 
            Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin…

            Wassalam

Kelompok VII





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. iv

BAB I  PENDAHULUAN...................................................................................... 1
              1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
              1.2. Perumusan Masalah............................................................................... 2
              1.3. Tujuan Pratikum.................................................................................... 2
              1.4. Batasan dan Asumsi.............................................................................. 2
                     1.4.1. Batasan....................................................................................... 2
                     1.4.2. Asumsi ....................................................................................... 2
              1.5. Sistematika Penulisan Laporan.............................................................. 3

BAB II  LANDASAN TEORI................................................................................ 4
               2.1. Ergonomi ............................................................................................. 4
                     2.1.1. Konsep Dasar dalam keseimbangan Ergonomi........................... 6
                     2.1.2. Kemampuan Kerja...................................................................... 6
                     2.1.3. Tuntutan Tugas........................................................................... 6
                     2.1.4. Performasi................................................................................... 7
                                2.1.4.1. Cabang Ilmu Antropometri........................................... 7
                                2.1.4.1. Cabang Ilmu Biomekanika............................................ 7
               2.2. Antropometri........................................................................................ 8
               2.3. Pengukuran Kerja................................................................................. 10

BAB III  PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA................. 11
                3.1. Pengumpulan Data.............................................................................. 11
                      3.1.1. Data Pengukuran Kursi pada posisi Duduk Samping................ 11
                      3.1.2. Data Pengukuran Kursi Pada Posisi Duduk Berdiri.................. 12
                      3.1.3. Posisi Berdiri Dengan Tangan Lurus Kedepan.......................... 12
                      3.1.4. Posisi Duduk Menghadap Ke Meja........................................... 12
                      3.1.5. Posisi Berdiri Dengan Kedua Tangan Di Rentangkan.............. 13
                      3.1.6. Pengukuran Jari Tangan............................................................. 13
               3.2. Pengolahan Data.................................................................................. 13
3.2.1. Perhitungan Rata- rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum
  ........ Dan Minimm.............................................................................. 13
3.2.2. Kecukupan Data......................................................................... 18
          3.2.2.1. Kecukupan Data Posisi Duduk Samping....................... 18
3.2.3. Perhitungan Persentil.................................................................. 22
          3.2.3.1. Perhitungan Persentil Pada Posisi Duduk Samping...... 22



BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN...................................................... 25
               4.1. Perancangan Dari Kursi Kuliah........................................................... 25
               4.2. Gambar Teknik Kursi Kuliah Yang Di Rancang................................. 26
               4.3. Analisa Usulan Perbaikan Dan Manfaat Yang Diperoleh................... 26
               4.4. Gambar Teknik Dari Kursi Usulan...................................................... 27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 30
5.1.Kesimpulan............................................................................................. 30
5.2.Saran....................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 31
LAMPIRAN




 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang Masalah
Faktor yang penting yang menunjukkan karakteristik masyarakat industri yang hidup di Negara maju adalah banyaknya orang yang hidup dalam lingkungan fisik yang merupakan hasil budidaya manusia. Hal ini akan kontras sekali dengan kehidupan masa lampau disaat kebanyakan dari mereka masih hidup dalam lingkungan alam yang asli. Perubahan waktu secara berlahan-lahan telah merubah manusia dan keadaan. Disini manusia berusaha mengadaptasikan dirinya menurut situasi dan kondisi lingkungannya. Banyak bukti yang menunjukkkan perubahan manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi alam yang ada disekitar lingkungannya serta ditunjukkan oleh perkembangan kebudayaan dari waktu ke waktu. Manusia melakukan perubahan rancangan peralatan-peralatan yang di pakai adalah untuk memudahkan di dalam mengoperasikan penggunaannya.
Disiplin keilmuwan ini lahir dan berkembang sekitar pertengahan abad  ke-20 yang berkaitan dengan perancangan peralatan kerja serta memperhatikan aspek-aspek manusia sebagai pemakainya yang dikenal dengan nama ergonomi. Didalam ergonomi ini akan dipelajari tentang pengaruh kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan peralatan (teknologi). Dalam ergonomi juga akan mempelajari akibat jasmani, kejiwaan dan sosial dari produk buatan manusia serta lingkungan kerjanya untuk mempelajari manusia sebagai faktor utama dalam merencanakan peralatan. Dalam perencanaan peralatan ini, seperti bidang ilmu pendukung, yang berupa antropometri, kedokteran, biologi, psikologi, dan lainnya. Semua ini sangat membantu kita dalam merencanakan kenyamanan dalam bekerja.
Dalam bahasa sehari-hari sistem dikatakan ergonomis apabila mencakup berbagai aspek “Fitness for purfose”. Atau yang “ user-centered design”. Dimana didalam ergonomi diberikan pondasi “Scientific” untuk mendesain sistem yang ramah terhadap lingkungan sehingga diharapkan bahwa performansi yang di tampilkan pekerja dapat lebih optimal yang sangat berpengaruh pada nilai produktivitas secara keseluruhan.

1.2.            Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah di dalam praktikum ergonomi tentang anthopometri tubuh manusia adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana menghitung ukuran tubuh yang ideal dengan menggunakan perhitungan 95 persentil?
2.      Bagaimana gambar kursi usulan perbaikan yang ergonomis?

1.3.            Tujuan Masalah
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum anthopometri ini adalah :
1.      Dapat menentukan ukuran tubuh yang ideal dalam merancang sebuah kursi.
2.      Dapat merancang kursi ergonomis sesuai dengan pengukuran tubuh manusia dengan menggunakan kursi anthropometri.

1.4.            Batasan dan Asumsi Masalah
1.4.1.      Batasan Masalah
Untuk hal ini maka perlu diberikan batasan masalah sebagai berikut:
a.       Pengukuran ukuran tubuh manusia hanya menggunakan kursi anthopometri.
b.      Operator yang diukur adalah sepuluh (10) orang.
c.       Aktivitas yang dilakukan berdasarkan kelompok.

1.4.2.      Asumsi Masalah
Dalam hal ini asumsi-asumsi yang dilakukan adalah :
1.      Mahasiswa dapat mempelajari lebih dalam tentang anggota tubuh yang akan dilakukan pengukuran.
2.      Mahasiswa harus lebih teliti.

1.5.            Sistematika Laporan
Agar praktikum yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan maka pelaksanaannya melalui beberapa tahapan yang jelas dan disusun secara sistematis dalam proses praktek. Tiap tahapan dalam proses praktikum tersebut menentukan tahapan selanjutnya sehingga harus dilalui dengan cermat. Langkah–langkah metodologi penelitian dapat dilihat pada uraian di bawah ini :

BAB       I. PENDAHULUAN
Adapun yang termasuk dalam bab pendahuluan ini yaitu :
Latar belakang masalah, maksud dan tujuan, perumusan masalah, pembatas masalah, dan sistematika laporan.

BAB      II. LANDASAN TEORI
Dalam bab landasan teori ini hal-hal yang dibahas adalah tentang ergonomi dan anthopometri, serta pengukuran kerja.

BAB      III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dalam  bab pengumpulan dan pengolahan data ini, yang dibahas adalah berupa tentang pengumpulan data, pengolahan data yang berupa perhitungan rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum serta perhitungan presentil.

BAB      IV. ANALISA DAN PERANCANGAN
Dalam bab ini yang dibahas adalah tentang perancangan kursi kuliah, gambar teknik dari kursi yang dirancang, analisa usulan perbaikan dan mamfaat yang diperoleh, serta gambar teknik dari kursi usulan.

BAB      V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini yang dibahas adalah tentang kesimpulan dan saran.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1       Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu tahapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan serta keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja yang baru maupun merancang perbaikan suatu sistem kerja yang telah ada. Ergonomi yang merupakan ilmu perancangan berbasis manusia (Human Centerd Design).
Ergonomi antara lain memeriksa kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat, perlengkapan, metode-metode kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan aman. Ergonomi dirasakan menjadi semakin penting hingga saat ini. Ada beberapa hal tersebut disebabkan oleh :
a.       Manusia sebagai sumber daya utama dalam sebuah sistem.
b.      Adanya regulasi nasional maupun internasional mengenai sistem kerja dimana manusia terlibat di dalamnya.
c.       Para pekerja adalah human being.
Masalah ergonomi sangat erat kaitannya dengan alat, aktivitas, serta produk yang dihasilkan oleh manusia. Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi  umumnya disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara  pekerja dan lingkungan kerja secara menyeluruh termasuk peralatan kerja. Pengenalan permasalahan ergonomi di tempat kerja perlu mempertimbangkan beberapa aspek (bidang kajian ergonomi), yaitu :
 1. Anatomi Dan Gerak
     Terdapat 2 (dua) hal penting yang berhubungan, yakni :
a.       Antropometri
            Dimensi Antropometri dipengaruhi oleh :
1.    Jenis kelamin
2.    Perbedaan bangsa
3.      Sifat/hal-hal yang diturunkan
4.      Kebiasaan yang berbeda.
b.      Biomekanika kerja.
   Misalnya dalam hal penerapan ilmu gaya antara lain sikap duduk/berdiri yang tidak/kurang melelahkan karena posisi yang benar dan ukuran peralatan yang telah diperhitungkan.
   2.  Fisiologi
        Fisologi dibagi menjadi:
a.       Fisiologi lingkungan kerja
b.      Fisiologi kerja. Psikologi
      Rasa aman, nyaman dan sejahtera dalam bekerja yang didapatkan oleh tenaga kerja. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan kerja (cahaya, ventilasi, posisi kerja dll.) tidak menimbulkan stres pada pekerja.
   3.  Rekayasa dan teknologi, antara lain :
        a. Merupakan kiat-kiat untuk mendesain peralatan yang sesuai
        b. Memindahkan seseorang dalam melakukan pekerjaannya
        c.  Memberi rasa aman terhadap pekerjaannya.
   4.  Penginderaan
        Dalam hal ini terdapat masalah pada kemampuan kelima indra manusiamenangkap isyarat-isyarat yang datang dari luar. Adapun tujuan yang ada dalam ergonomi secara umum yaitu :
a.       Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b.      Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontrol sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik secara kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.


c.       Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
 Jadi dengan demikian tujuan dari ergonomi adalah untuk menyesuaikan suasana kerja dengan aktivitas manusia di lingkungannya. Intinya adalah untuk mencari kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dengan karakter manusianya, atau ergonomi adalah analisis human factors yang berkaitan dengan anatomi, psikologis dan fisiologis.

2.1.1    Konsep Dasar dalam Keseimbangan Ergonomi
            Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan, sehingga dicapai performans kerja yang tingi, dengan kata  lain pekerjaan tidak boleh terlalu rendah dan tidak boleh terlalu berlebihan.

1.      Kemampuan kerja
      Kemampuan kerja seseorang sangat ditentukan oleh : 
      a. Personal capacity ( Karakteristik Pribadi)
          Meliputi faktor usia, Jenis Kelamin, Antropometri, pendidikan.
      b. Physiological capacity ( Kemampuan Psikologis)
          Meliputi kemampuan dan daya tahan, syaraf otot, panca indra.
      c. Psycological Capacity ( Kemampuan Psikologis)
          Dalam hal ini berhubungan dengan mental, waktu reaksi dan kemampuan.
      d. Biomechanical capacity ( Kemampuan Biomekanik)
          Dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan sendi.

2.      Tuntutan tugas
Tuntutan tugas pekerjaan/ aktivitas tergantung pada :
        a. Task and material Karakteristics ( Karakteristik tugas dan material)
           Hal ini ditentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan.   
3.      Performansi
Performansi atau tampilan seseorang sangat tergantung kepada rasio dari besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan yang bersangkutan. Dengan demikian, apabila :
a. Bila rasio tuntutan tugas lebih besar daripada kemampuan seseorang.    
b. Seseorang atau kapasits kerjanya, maka akan terjadi penampilan akhir.

2.1.2.      Cabang Ilmu Anthropometri.
            Ilmu ini adalah penyelidikan manusia dari segi keadaan dan ciri-ciri fisiknya seperti linear, volume dan berat. Data antropometri sangat penting dalam penentuan alat dan cara mengoperasiannya. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkah laku dalam kelelahan, kemampuan kerja dan produktivits kerja. Anthropometri juga dapat menyelidiki manusia dari segi keadaan dan ciri-ciri fisik seperti dimensi linear, volume dan berat pada operator.

2.1.2.1.   Cabang Ilmu Biomekanika
   Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran. Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan, ketahanan, kecepatan, ketelitian, dan keterbatasan manusia dalam melakukan kerjanya. Pendekatan biomekanika pada struktur tulang dan posisi pengangkatan,  dimana struktur tulang terutama pada tulang belakang akan mengalami tekanan yang berlebih ketika melakukan pengangkatan meskipun frekuensinya jarang.
  Pendekatan biomekanika memandang tubuh manusia sebagai suatu sistem, yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berkait dan terhubung satu sama lain melalui sendi-sendi dan jaringan otot yang ada.  Pendekatan biomekanika berguna untuk mengukur kekuatan dan ketahanan fisik manusia untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, dimana hal ini bertujuan untuk mendapatkan suatu cara kerja yang lebih baik sehingga kemungkinan terjadinya cedera dapat dicegah.

2.2              Antropometri
           Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia. Ukuran yang digunakan yaitu standar rata-rata/kurva normal.
Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja, perancangan peralatan kerja dan perancangan lingkungan kerja fisik. Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku/bangsa, posisi tubuh.
Kini, antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk kegemukan) dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometri. Berikut adalah standar cara pengukuran posisi tubuh :
1.    Pengukuran dimensi struktur tubuh (pengukuran dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak seperti berat, tinggi saat duduk/berdiri, ukuran kepala, tinggi, panjang lutut saat berdiri/duduk, panjang lengan dan lain-lain.
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini adalah “static antropometri”. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain meliputi berat badan,  tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/panjang lutut pada saat berdiri/ duduk, panjang lengan dan sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan percentile tertentu seperti 5-th dan 95-th percentile  
2.    Pengukuran dimensi fungsional tubuh (pengukuran saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan atau dengan kata lain pengukuran dilakukan saat tubuh melakukan gerakan kerja dalam posisi dinamis dan banyak diaplikasikan pada proses perancangan fasilitas/ruang kerja).
Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan – gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan. Hal pokok yang ditekankan dalam pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan – gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu. Cara pengukuran kali ini dilakukan pada saat tubuh melakukan gerakan  - gerakan kerja atau dalam posisi yang “dinamis” cara pengukuran semacam ini akan menghasilkan data “dynamic antropometry”. Antropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses prancangan fasilitas ataupun ruang kerja. Secara umum antropometri dibagi dalam dua kelompok yaitu :
a.      Antropometri Statis
       Pengukuran antropometri statis dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam/posisi diam/tidak bergerak. Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linear (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasilnya dapat representatif, maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap individu.
b.     Antropometri Dinamis
       Yang dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Dalam antropometri dinamis, dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak. Untuk mengukur antropometri dinamis, terdapat tiga kelas pengukuran, yaitu:
1.      Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti kedaaan mekanis dari suatu aktivitas, contohnya mempelajari tingkah seseorang.
2.      Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja.
3.      Pengukuran variabilitas kerja.
            Permasalahan variasi dimensi antropometri seringkali menjadi faktor dalam menghasilkan rancangan sistem kerja yang “fit” untuk pengguna. Dimensi tubuh manusia itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan sampel data yang akan diambil. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1.        Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
2.      Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.
3.      Rumpun dan Suku Bangsa.
4.      Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.
5.      Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh.
6.      Kondisi waktu pengukuran.

2.3              Pengukuran Kerja
            Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara jalur manusia yang dikontribusikan dengan unit keluaran yang dihasilkan. Hasil pengukuran yang dilakukan akan menghasilkan waktu baku yang dapat dijadikan sebagai waktu standar bagi semua pekerja. Elemen dasar dari pengukuran kerja adalah pemikiran usaha pencapaian efisiensi kerja dan pemikiran untuk mempertimbangkan perilaku manusia. Pengendalian kualitas merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan sesuatu yang berkualitas. Dimana tujuan dari pengendalian kualitas adalah untuk meminimalkan kecacatan. Karena adanya kecacatan membuat perusahaan harus melakukan perbaikan kembali.
Pengukuran kerja pada hakikatnya adalah pengukuran jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang ditentukan. Jarak tersebut dapat berupa garis penghubung terpendek atau mungkin berupa garis penghubung dipermukaan kulit atau lebih besar dari itu. Dengan ergonomi, sistem-sistem kerja dalam semua lini departemen dirancang sedemikian rupa memperhatikan variasi pekerja dalam hal kemampuan dan keterbatasan (fisik, psikis, dan sosio-teknis) dengan pendekatan human-centered design (HCD). Konsep evaluasi dan perancangan ergonomi adalah dengan memastikan bahwa tuntutan beban kerja haruslah dibawah kemampuan rata-rata pekerja. Dengan ini diperoleh rancangan sistem kerja yang produktif, aman, sehat, dan juga nyaman bagi pekerja.       
Untuk Pengukuran Kerja Digunakan Rumus Sebagai Berikut:
1.    Batas Atas (Class Boundary)
·         Untuk batas kelas bawah (Lower Class Boundary) / BKB
·         Untuk batas kelas atas (Upper Class Boundary) / UCB
2.      Menentukan
3.      Menentukan Standar Deviasi
4.      Menentukan Pengujian Kecukupan Data

BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1   Pengumpulan data
        Berdasarkan hasil praktikum di laboratorium analisa perancangan system kerja dan ergonomi didapatkan data-data dan hasil pengukuran dengan menggunakan peralatan-peralatan untuk mengukur tubuh, seperti kursi antropometri, meteran dan peralatan lainnya yang ada di laboratorium. Pengukuran yang dilakukan pada posisi berdiri dan duduk. Dan datanya dapat diperoleh sebagai berikut :

3.1.1.  Data pengukuran pada posisi duduk samping
Tabel 3.1 Data Anthropometri Kursi Posisi Duduk Samping
No
Data yang di ukur
Pengukuran Operator (cm)


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2
3
4
5
1
Tinggi duduk tegak
85
90
89
93
90
92
95
83
98
94


2
Tinggi bahu duduk
65
53
59
63
66
52
58
59
60
59


3
Tinggi mata duduk
68
81
75
79
75
78
76
70
82
70


4
Tinggi siku duduk
22
28
22
21
20
23
27
23
22
21


5
Tebal paha
17
12
15
12
13
14
16
13
15
15


6
Tinggi popliteal
37
43
45
47
48
35
43
43
40
43


7
Pantat popliteal
51
50
60
55
53
58
50
58
53
50


8
Pantat ke lutut
53
68
69
70
55
73
69
75
70
74




























3.1.2.  Data pengukuran pada posisi berdiri
Tabel 3.2 Data Anthropometri Kursi Pada Posisi Berdiri
No
Data yang di ukur
Pengukuran Operator (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
Tinggi siku berdiri
98
120
111
117
112
103
113
110
105
121
2
Panjang lengan bawah
28
25
26
32
28
25
29
26
27
25
3
Tinggi mata berdiri
141
170
174
168
160
150
154
150
150
149
4
Tinggi badan tegak
172
181
150
169
162
163
170
160
150
158
5
Tinggi bahu berdiri
128
140
126
141
140
120
128
122
127
133
6
Tebal badan
25
28
23
27
26
21
28
25
23
26