KATA PENGANTAR
Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah
SWT. Atas rahmat dan hidayah, sehingga pada akhirnya praktikan dapat
menyelesaikan laporan praktikum Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi dengan
judul “ Antropometri “.
Tugas laporan ini ditulis
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah praktikum Analisa Perancangan
Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Malikussaleh.
Pada kesempatan ini tidak
lupa juga praktikan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
kesempatan, bantuan, bimbingan, serta petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh :
1. Fatimah, ST, MT. Sebagai Ketua Jurusan Teknik Industri
2. Ir. Suharto Tahir, MT. sebagai Kepala Laboratorium Jurusan Teknik
Industri di Universitas Malikussaleh.
3. Ir. Amri, MT. Sebagai dosen pembimbing
dalam Praktikum Analisa Perancangan Kerja
dan Ergonomi di Universitas Malikussaleh.
4. M. Zeki Sebagai Teknisi Laboratorium Jurusan
Teknik Industri di Universitas Malikussaleh.
5. Kepada seluruh asisten yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan Laporan Praktikum Analisa Perancangan Kerja dan
Ergonomi di Universitas Malikussaleh.
Penulis menyadari bahwa laporan ini
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin…
Wassalam
Kelompok
VII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1.
Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
1.2.
Perumusan Masalah............................................................................... 2
1.3.
Tujuan Pratikum.................................................................................... 2
1.4.
Batasan dan Asumsi.............................................................................. 2
1.4.1.
Batasan....................................................................................... 2
1.4.2.
Asumsi ....................................................................................... 2
1.5.
Sistematika Penulisan Laporan.............................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................ 4
2.1. Ergonomi ............................................................................................. 4
2.1.1.
Konsep Dasar dalam keseimbangan Ergonomi........................... 6
2.1.2. Kemampuan Kerja...................................................................... 6
2.1.3.
Tuntutan Tugas........................................................................... 6
2.1.4.
Performasi................................................................................... 7
2.1.4.1.
Cabang Ilmu Antropometri........................................... 7
2.1.4.1.
Cabang Ilmu Biomekanika............................................ 7
2.2. Antropometri........................................................................................ 8
2.3. Pengukuran Kerja................................................................................. 10
BAB III PENGUMPULAN DATA DAN
PENGOLAHAN DATA................. 11
3.1. Pengumpulan Data.............................................................................. 11
3.1.1. Data Pengukuran Kursi pada posisi Duduk
Samping................ 11
3.1.2. Data Pengukuran
Kursi Pada Posisi Duduk Berdiri.................. 12
3.1.3. Posisi Berdiri
Dengan Tangan Lurus Kedepan.......................... 12
3.1.4. Posisi Duduk
Menghadap Ke Meja........................................... 12
3.1.5. Posisi Berdiri
Dengan Kedua Tangan Di Rentangkan.............. 13
3.1.6. Pengukuran Jari
Tangan............................................................. 13
3.2.
Pengolahan Data.................................................................................. 13
3.2.1.
Perhitungan Rata- rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum
........ Dan
Minimm.............................................................................. 13
3.2.2.
Kecukupan Data......................................................................... 18
3.2.2.1. Kecukupan Data Posisi Duduk Samping....................... 18
3.2.3. Perhitungan Persentil.................................................................. 22
3.2.3.1. Perhitungan Persentil Pada Posisi Duduk Samping...... 22
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN...................................................... 25
4.1.
Perancangan Dari Kursi Kuliah........................................................... 25
4.2.
Gambar Teknik Kursi Kuliah Yang Di Rancang................................. 26
4.3.
Analisa Usulan Perbaikan Dan Manfaat Yang Diperoleh................... 26
4.4.
Gambar Teknik Dari Kursi Usulan...................................................... 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 30
5.1.Kesimpulan............................................................................................. 30
5.2.Saran....................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 31
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Faktor
yang penting yang menunjukkan karakteristik masyarakat industri yang hidup di
Negara maju adalah banyaknya orang yang hidup dalam lingkungan fisik yang
merupakan hasil budidaya manusia. Hal ini akan kontras sekali dengan kehidupan
masa lampau disaat kebanyakan dari mereka masih hidup dalam lingkungan alam
yang asli. Perubahan waktu secara berlahan-lahan telah merubah manusia dan
keadaan. Disini manusia berusaha mengadaptasikan dirinya menurut situasi dan
kondisi lingkungannya. Banyak bukti yang menunjukkkan perubahan manusia untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi alam yang ada disekitar lingkungannya serta
ditunjukkan oleh perkembangan kebudayaan dari waktu ke waktu. Manusia melakukan
perubahan rancangan peralatan-peralatan yang di pakai adalah untuk memudahkan
di dalam mengoperasikan penggunaannya.
Disiplin
keilmuwan ini lahir dan berkembang sekitar pertengahan abad ke-20 yang berkaitan dengan perancangan peralatan
kerja serta memperhatikan aspek-aspek manusia sebagai pemakainya yang dikenal
dengan nama ergonomi. Didalam
ergonomi ini akan dipelajari tentang pengaruh kemampuan manusia dalam
berinteraksi dengan peralatan (teknologi). Dalam ergonomi juga akan mempelajari
akibat jasmani, kejiwaan dan sosial dari produk buatan manusia serta lingkungan
kerjanya untuk mempelajari manusia sebagai faktor utama dalam merencanakan
peralatan. Dalam perencanaan peralatan ini, seperti bidang ilmu pendukung, yang
berupa antropometri, kedokteran, biologi, psikologi, dan lainnya. Semua ini sangat membantu kita dalam merencanakan
kenyamanan dalam bekerja.
Dalam bahasa sehari-hari sistem dikatakan
ergonomis apabila mencakup berbagai aspek “Fitness
for purfose”. Atau yang “
user-centered design”. Dimana didalam ergonomi diberikan pondasi “Scientific” untuk mendesain sistem yang
ramah terhadap lingkungan sehingga diharapkan bahwa performansi yang di tampilkan pekerja dapat lebih optimal yang
sangat berpengaruh pada nilai produktivitas secara keseluruhan.
1.2.
Perumusan
Masalah
Adapun
perumusan masalah di dalam praktikum ergonomi tentang anthopometri tubuh
manusia adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
menghitung ukuran tubuh yang ideal dengan menggunakan perhitungan 95 persentil?
2.
Bagaimana
gambar kursi usulan perbaikan yang ergonomis?
1.3.
Tujuan
Masalah
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum anthopometri ini
adalah :
1.
Dapat
menentukan ukuran tubuh yang ideal dalam merancang sebuah kursi.
2.
Dapat
merancang kursi ergonomis sesuai dengan pengukuran tubuh manusia dengan
menggunakan kursi anthropometri.
1.4.
Batasan
dan Asumsi Masalah
1.4.1.
Batasan
Masalah
Untuk
hal ini maka perlu diberikan batasan
masalah sebagai berikut:
a.
Pengukuran
ukuran tubuh manusia hanya menggunakan kursi anthopometri.
b.
Operator yang diukur adalah sepuluh (10)
orang.
c.
Aktivitas
yang dilakukan berdasarkan kelompok.
1.4.2.
Asumsi
Masalah
Dalam
hal ini asumsi-asumsi yang dilakukan adalah :
1.
Mahasiswa
dapat mempelajari lebih dalam tentang anggota tubuh yang akan dilakukan
pengukuran.
2. Mahasiswa
harus lebih teliti.
1.5.
Sistematika
Laporan
Agar
praktikum yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan maka pelaksanaannya
melalui beberapa tahapan yang jelas dan disusun secara sistematis dalam proses
praktek. Tiap tahapan dalam proses praktikum tersebut menentukan tahapan
selanjutnya sehingga harus dilalui dengan cermat. Langkah–langkah metodologi penelitian dapat dilihat pada
uraian di bawah ini :
BAB
I. PENDAHULUAN
Adapun yang termasuk dalam bab pendahuluan ini yaitu :
Latar belakang
masalah, maksud dan tujuan, perumusan masalah, pembatas masalah, dan
sistematika laporan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Dalam bab landasan
teori ini hal-hal yang dibahas adalah tentang ergonomi dan anthopometri, serta
pengukuran kerja.
BAB III. PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA
Dalam bab pengumpulan dan pengolahan data ini, yang
dibahas adalah berupa tentang pengumpulan data, pengolahan data yang berupa
perhitungan rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan minimum serta
perhitungan presentil.
BAB IV. ANALISA DAN PERANCANGAN
Dalam bab ini yang
dibahas adalah tentang perancangan kursi kuliah, gambar teknik dari kursi yang
dirancang, analisa usulan perbaikan dan mamfaat yang diperoleh, serta gambar
teknik dari kursi usulan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini yang
dibahas adalah tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu tahapan
yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang
sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan
serta keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja yang baru maupun
merancang perbaikan suatu sistem kerja yang telah ada. Ergonomi yang merupakan
ilmu perancangan berbasis manusia (Human
Centerd Design).
Ergonomi antara lain memeriksa
kemampuan fisik para pekerja, lingkungan tempat kerja, dan tugas yang
dilengkapi dan mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat,
perlengkapan, metode-metode kerja yang dibutuhkan tugas menyeluruh dengan aman.
Ergonomi dirasakan menjadi semakin penting hingga saat ini. Ada beberapa hal
tersebut disebabkan oleh :
a. Manusia sebagai sumber daya utama dalam
sebuah sistem.
b. Adanya regulasi nasional maupun
internasional mengenai sistem kerja dimana manusia terlibat di dalamnya.
c. Para pekerja adalah human being.
Masalah ergonomi sangat erat
kaitannya dengan alat, aktivitas, serta produk yang dihasilkan oleh manusia. Permasalahan yang berkaitan dengan faktor ergonomi umumnya disebabkan oleh
adanya ketidaksesuaian antara pekerja dan lingkungan kerja secara menyeluruh termasuk peralatan
kerja. Pengenalan permasalahan ergonomi di tempat kerja perlu mempertimbangkan
beberapa aspek (bidang kajian ergonomi), yaitu :
1. Anatomi
Dan Gerak
Terdapat 2 (dua) hal penting yang
berhubungan, yakni :
a. Antropometri
Dimensi Antropometri dipengaruhi oleh :
1. Jenis kelamin
2. Perbedaan bangsa
3. Sifat/hal-hal yang
diturunkan
4.
Kebiasaan yang berbeda.
b.
Biomekanika kerja.
Misalnya dalam hal penerapan ilmu gaya
antara lain sikap duduk/berdiri yang tidak/kurang melelahkan karena posisi yang
benar dan ukuran peralatan yang telah diperhitungkan.
2. Fisiologi
Fisologi dibagi menjadi:
a. Fisiologi lingkungan
kerja
b.
Fisiologi kerja. Psikologi
Rasa aman, nyaman dan sejahtera dalam
bekerja yang didapatkan oleh tenaga kerja. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan
kerja (cahaya, ventilasi, posisi kerja dll.) tidak menimbulkan stres pada
pekerja.
3. Rekayasa
dan teknologi, antara lain :
a. Merupakan kiat-kiat untuk mendesain
peralatan yang sesuai
b. Memindahkan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya
c. Memberi rasa aman
terhadap pekerjaannya.
4. Penginderaan
Dalam hal ini terdapat
masalah pada kemampuan kelima indra manusiamenangkap isyarat-isyarat yang
datang dari luar. Adapun tujuan yang ada dalam ergonomi secara umum yaitu :
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan
mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan
beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui
peningkatan kualitas kontrol sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara
tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik secara kurun waktu usia
produktif maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara
berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari
setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan
kualitas hidup yang tinggi.
Jadi dengan demikian tujuan dari ergonomi
adalah untuk menyesuaikan suasana kerja dengan aktivitas manusia di lingkungannya.
Intinya adalah untuk mencari kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dengan
karakter manusianya, atau ergonomi adalah analisis human factors yang berkaitan dengan anatomi, psikologis dan
fisiologis.
2.1.1 Konsep
Dasar dalam Keseimbangan Ergonomi
Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan
kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan, sehingga dicapai
performans kerja yang tingi, dengan kata
lain pekerjaan tidak boleh terlalu rendah dan tidak boleh terlalu
berlebihan.
1. Kemampuan
kerja
Kemampuan kerja seseorang sangat ditentukan oleh :
a. Personal
capacity ( Karakteristik Pribadi)
Meliputi
faktor usia, Jenis Kelamin, Antropometri, pendidikan.
b.
Physiological capacity ( Kemampuan Psikologis)
Meliputi
kemampuan dan daya tahan, syaraf otot, panca indra.
c. Psycological
Capacity ( Kemampuan Psikologis)
Dalam hal ini berhubungan dengan mental, waktu reaksi dan
kemampuan.
d. Biomechanical capacity
( Kemampuan Biomekanik)
Dalam hal ini berkaitan dengan kemampuan dan daya tahan
sendi.
2. Tuntutan
tugas
Tuntutan tugas pekerjaan/ aktivitas tergantung pada :
a. Task
and material Karakteristics (
Karakteristik tugas dan material)
Hal ini ditentukan oleh karakteristik peralatan dan
mesin, tipe, kecepatan.
3. Performansi
Performansi atau tampilan seseorang sangat tergantung
kepada rasio dari besarnya tuntutan tugas dengan besarnya kemampuan yang
bersangkutan. Dengan demikian, apabila :
a. Bila
rasio tuntutan tugas lebih besar
daripada kemampuan seseorang.
b. Seseorang
atau kapasits kerjanya, maka akan terjadi penampilan akhir.
2.1.2. Cabang
Ilmu Anthropometri.
Ilmu ini
adalah penyelidikan manusia dari segi keadaan dan ciri-ciri fisiknya seperti
linear, volume dan berat. Data antropometri sangat penting dalam penentuan alat
dan cara mengoperasiannya. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja
dengan alat yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkah laku
dalam kelelahan, kemampuan kerja dan produktivits kerja. Anthropometri juga
dapat menyelidiki manusia dari segi keadaan dan ciri-ciri fisik seperti dimensi
linear, volume dan berat pada operator.
2.1.2.1. Cabang Ilmu Biomekanika
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang
ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanika merupakan kombinasi
antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika
menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika
prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran. Biomekanika pada dasarnya mempelajari
kekuatan, ketahanan, kecepatan, ketelitian, dan keterbatasan manusia dalam
melakukan kerjanya. Pendekatan biomekanika pada struktur
tulang dan posisi pengangkatan, dimana
struktur tulang terutama pada tulang belakang akan mengalami tekanan yang
berlebih ketika melakukan pengangkatan meskipun frekuensinya jarang.
Pendekatan
biomekanika memandang tubuh manusia sebagai suatu sistem, yang terdiri dari
elemen-elemen yang saling berkait dan terhubung satu sama lain melalui
sendi-sendi dan jaringan otot yang ada.
Pendekatan biomekanika berguna untuk mengukur kekuatan dan ketahanan
fisik manusia untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu, dimana hal ini
bertujuan untuk mendapatkan suatu cara kerja yang lebih baik sehingga
kemungkinan terjadinya cedera dapat dicegah.
2.2
Antropometri
Antropometri yaitu studi yang berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia
yang akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi
manusia. Ukuran yang digunakan yaitu standar rata-rata/kurva normal.
Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja, perancangan peralatan kerja dan perancangan lingkungan kerja fisik. Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku/bangsa, posisi tubuh.
Data antropometri diaplikasikan secara luas antara lain dalam perancangan area kerja, perancangan peralatan kerja dan perancangan lingkungan kerja fisik. Perancangan suatu produk harus memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia yaitu umur, jenis kelamin, suku/bangsa, posisi tubuh.
Kini, antropometri berperan penting dalam bidang
perancangan industri, perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam
bidang-bidang tersebut, data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari
suatu populasi diperlukan untuk menghasilkan produk yang optimal. Perubahan
dalam gaya kehidupan sehari-hari, nutrisi, dan komposisi dari masyarakat dapat
membuat perubahan dalam distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk
kegemukan) dan membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data
antropometri. Berikut adalah standar cara pengukuran posisi tubuh
:
1. Pengukuran
dimensi struktur tubuh (pengukuran dalam berbagai posisi standar dan tidak
bergerak seperti berat, tinggi saat duduk/berdiri, ukuran kepala, tinggi,
panjang lutut saat berdiri/duduk, panjang lengan dan lain-lain.
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standar tidak bergerak (tetap
tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini adalah “static
antropometri”. Dimensi tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam
posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi/panjang lutut pada saat
berdiri/ duduk, panjang lengan dan sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan percentile tertentu seperti 5-th dan
95-th percentile
2. Pengukuran
dimensi fungsional tubuh (pengukuran saat melakukan gerakan tertentu yang
berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan atau dengan kata lain pengukuran
dilakukan saat tubuh melakukan gerakan kerja dalam posisi dinamis dan banyak
diaplikasikan pada proses perancangan fasilitas/ruang kerja).
Disini pengukuran dilakukan terhadap
posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan – gerakan tertentu yang
berkaitan dengan kegiatan yang harus dilakukan. Hal pokok yang ditekankan dalam
pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah mendapatkan ukuran tubuh yang
nantinya akan berkaitan erat dengan gerakan – gerakan nyata yang diperlukan
tubuh untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan tertentu. Cara pengukuran kali ini
dilakukan pada saat tubuh melakukan gerakan
- gerakan kerja atau dalam posisi yang “dinamis” cara pengukuran semacam
ini akan menghasilkan data “dynamic antropometry”. Antropometri dalam
posisi tubuh melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak diaplikasikan
dalam proses prancangan fasilitas ataupun ruang kerja. Secara umum antropometri
dibagi dalam dua kelompok yaitu :
a. Antropometri
Statis
Pengukuran
antropometri statis dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam/posisi
diam/tidak bergerak. Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil
secara linear (lurus) dan dilakukan
pada permukaan tubuh. Agar hasilnya dapat representatif, maka pengukuran harus
dilakukan dengan metode tertentu terhadap individu.
b.
Antropometri Dinamis
Yang
dimaksud dengan antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri
fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang
mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Dalam antropometri dinamis, dimensi tubuh diukur dalam
berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak. Untuk mengukur antropometri dinamis, terdapat tiga kelas
pengukuran, yaitu:
1.
Pengukuran
tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti kedaaan mekanis dari
suatu aktivitas, contohnya mempelajari tingkah seseorang.
2. Pengukuran
jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja.
3. Pengukuran
variabilitas kerja.
Permasalahan variasi dimensi antropometri
seringkali menjadi faktor dalam menghasilkan rancangan sistem kerja yang “fit”
untuk pengguna. Dimensi tubuh manusia itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang harus menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan sampel data
yang akan diambil. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir
sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan
berkurang setelah 60 tahun.
2. Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar
kecuali bagian dada dan pinggul.
3. Rumpun dan Suku Bangsa.
4.
Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang
diperoleh.
5.
Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga
berpengaruh.
6. Kondisi waktu pengukuran.
2.3
Pengukuran
Kerja
Pengukuran kerja adalah metode
penetapan keseimbangan antara jalur manusia
yang dikontribusikan dengan unit keluaran yang dihasilkan. Hasil pengukuran yang dilakukan akan
menghasilkan waktu baku
yang dapat dijadikan sebagai waktu standar bagi semua
pekerja. Elemen dasar dari pengukuran kerja adalah
pemikiran usaha pencapaian efisiensi kerja dan pemikiran untuk mempertimbangkan perilaku manusia. Pengendalian kualitas merupakan hal yang sangat penting
untuk mendapatkan sesuatu yang berkualitas. Dimana tujuan dari pengendalian
kualitas adalah untuk meminimalkan kecacatan. Karena adanya kecacatan membuat
perusahaan harus melakukan perbaikan kembali.
Pengukuran kerja pada hakikatnya adalah pengukuran jarak
antara dua titik pada tubuh manusia yang ditentukan. Jarak tersebut dapat
berupa garis penghubung terpendek atau mungkin berupa garis penghubung
dipermukaan kulit atau lebih besar dari itu. Dengan ergonomi, sistem-sistem
kerja dalam semua lini departemen dirancang sedemikian rupa memperhatikan variasi
pekerja dalam hal kemampuan dan keterbatasan (fisik, psikis, dan sosio-teknis)
dengan pendekatan human-centered design (HCD). Konsep evaluasi dan perancangan
ergonomi adalah dengan memastikan bahwa tuntutan beban kerja haruslah dibawah
kemampuan rata-rata pekerja. Dengan ini diperoleh rancangan sistem kerja yang
produktif, aman, sehat, dan juga nyaman bagi pekerja.
Untuk Pengukuran Kerja Digunakan Rumus Sebagai Berikut:
1.
Batas
Atas (Class Boundary)
·
Untuk
batas kelas bawah (Lower Class Boundary) / BKB
·
Untuk
batas kelas atas (Upper Class Boundary) / UCB
2.
Menentukan
3.
Menentukan
Standar Deviasi
4.
Menentukan
Pengujian Kecukupan Data
BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pengumpulan data
Berdasarkan hasil praktikum di laboratorium analisa
perancangan system kerja dan ergonomi didapatkan data-data dan hasil pengukuran
dengan menggunakan peralatan-peralatan untuk mengukur tubuh, seperti kursi
antropometri, meteran dan peralatan lainnya yang ada di laboratorium.
Pengukuran yang dilakukan pada posisi berdiri dan duduk. Dan datanya dapat
diperoleh sebagai berikut :
3.1.1. Data pengukuran
pada posisi duduk samping
Tabel 3.1 Data Anthropometri Kursi Posisi Duduk Samping
No
|
Data yang di ukur
|
Pengukuran Operator (cm)
|
|
|||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1
|
Tinggi duduk tegak
|
85
|
90
|
89
|
93
|
90
|
92
|
95
|
83
|
98
|
94
|
|
||||||
2
|
Tinggi bahu duduk
|
65
|
53
|
59
|
63
|
66
|
52
|
58
|
59
|
60
|
59
|
|
||||||
3
|
Tinggi mata duduk
|
68
|
81
|
75
|
79
|
75
|
78
|
76
|
70
|
82
|
70
|
|
||||||
4
|
Tinggi siku duduk
|
22
|
28
|
22
|
21
|
20
|
23
|
27
|
23
|
22
|
21
|
|
||||||
5
|
Tebal paha
|
17
|
12
|
15
|
12
|
13
|
14
|
16
|
13
|
15
|
15
|
|
||||||
6
|
Tinggi popliteal
|
37
|
43
|
45
|
47
|
48
|
35
|
43
|
43
|
40
|
43
|
|
||||||
7
|
Pantat popliteal
|
51
|
50
|
60
|
55
|
53
|
58
|
50
|
58
|
53
|
50
|
|
||||||
8
|
Pantat ke lutut
|
53
|
68
|
69
|
70
|
55
|
73
|
69
|
75
|
70
|
74
|
|
||||||
3.1.2. Data
pengukuran pada posisi berdiri
Tabel 3.2 Data Anthropometri Kursi Pada Posisi Berdiri
No
|
Data yang di ukur
|
Pengukuran Operator (cm)
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
Tinggi siku berdiri
|
98
|
120
|
111
|
117
|
112
|
103
|
113
|
110
|
105
|
121
|
2
|
Panjang lengan bawah
|
28
|
25
|
26
|
32
|
28
|
25
|
29
|
26
|
27
|
25
|
3
|
Tinggi mata berdiri
|
141
|
170
|
174
|
168
|
160
|
150
|
154
|
150
|
150
|
149
|
4
|
Tinggi badan tegak
|
172
|
181
|
150
|
169
|
162
|
163
|
170
|
160
|
150
|
158
|
5
|
Tinggi bahu berdiri
|
128
|
140
|
126
|
141
|
140
|
120
|
128
|
122
|
127
|
133
|
6
|
Tebal badan
|
25
|
28
|
23
|
27
|
26
|
21
|
28
|
25
|
23
|
26
|
kok gak lengkap bg?
BalasHapusayo amar, ketahuan,,,, hahha
BalasHapusdlm bentuk pdf ja biar bagus,,,